
Kisah Syaiful dan Saliya Saat Kunjungan Tim Peduli Kamu
Disdukcapil Jember menaranews.online.com– Siang hari yang tidak terlalu panas pada Senin 22 September 2025 di Kecamatan Arjasa, terungkap kisah dua orang yang dihadapkan dengan masalah administrasi negara.Orang itu adalah Syaiful Kusumadinata. Lelaki kelahiran 1966 dengan kondisi lemah dan terbaring di kamar tidurnya.Ia sakit , hingga tubuhnya lemas tak berdaya. Meski begitu, semangat untuk sembuh tetap menyala. Ingin segera mendapatkan perawatan.
Hanya saja, harapan itu bertemu dengan halangan yang tidak pernah ia pikirkan bakal muncul kala kondisinya telah lemah.Identitasnya, dengan KTP lama yang masih beralamat di Surabaya, menjadi kendala berat untuk mendapatkan perawatan layak dari Puskesmas maupun rumah sakit di Jember.Ia tak bisa dirawat sebagaimana mestinya. Syaiful yang lemah dihadapankan dengan sebuah sistem, yang membuatnya belum sepenuhnya “ada”.
Di tempat lain, seorang lansia renta bernama Saliya. Perempuan yang kini menginjak usia 95 tahun, hidup tanpa nama yang tercatat dalam data negara.Ia menapak usi senja tanpa jejak biometrik, tanpa Kartu Keluarga, tanpa KTP. *Seakan* ia berjalan di dunia tanpa bayangan administratif.
Namun siang itu, ketukan pintu rumah mereka mengubah kondisi. Tim Peduli Kamu menjadi tanda hadirnya negara untuk memperbaiki kondisi keduanya.Tim dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Jember itu datang dengan seperangkat alat perekaman. Tim juga membawa empati dan ketelatenan melayani.
Lewat program “Layanan Peduli Kamu”, Disdukcapil Jember menjawab langsung panggilan kemanusiaan.Bagi tim Peduli Kami, dokumen identitas bukan sekadar administrasi. Dokumen menjadi jembatan menuju layanan kesehatan, jaminan sosial, bahkan martabat manusia.Kepala Disdukcapil Jember, Bambang Saputro, menjelaskan, ketika mesin perekam menyentuh jari Syaiful dan Saliya, hasilnya biometrik kosong. Dalam SIAK, mereka belum pernah tercatat.
Tim Pduli Kamu pun menjalankan prosedur. Kartu Keluarga segera dibuat. Lalu perekaman data KTP-el.Tidak sampai satu hari, keduanya akhirnya tercatat pada Sistem Infomasi Administrasi Kependudukan. Menandai keberhasilan kerja Tim Peduli Kamu.Kami akan terus bergerak. Tak akan membiarkan satu pun warga terabaikan, apalagi saat mereka dalam kondisi darurat. Ini adalah komitmen kemanusiaan kami,” ujar Bambang Saputro.
Bagi Bambang Saputro, kinerja Tim Peduli Kamu bukan sekadar cerita tentang pelayanan publik.Ini adalah kisah tentang negara yang hadir, tentang petugas yang menjemput warga dengan kasih dan peduli.
“Karena di balik setiap nama dalam KTP, ada jiwa. Dan di balik setiap sidik jari yang terekam, ada cerita yang akhirnya dikenang oleh bangsa,” tuturnya.
(Mn-*nuv)
